Pasangan HATI : Budaya Orang Kei Merupakan Identitas Diri Dari Orang Basudara Di Kota Tual

Bagikan Artikel

Tualterkini.com-Dapat Paslon kedua ini mengusung tema, yang Kota Tual Yang Sejahtera Dan Damai Dalam Keberagaman Berbasis Budaya Lokal,

Keempat pasangan calon walikota dan wakil walikota tual, mengeluarkan konsep yang membangkang dan membuat Kota Tual maju kedepannya.

Konsep dasar dari pasangan calon HATI tentang kebudayaan dan pariwisata merupakan indikasi kebutuhan masyarakat.

“Kita tetap pada konsep pariwisata merupakan indentitas orang Kei adalah membesarkan pangan lokal hingga baju yang di pakai malam ini merupakan bentuk dari kondisi yang ada di kota Tual,” sebutnya

Baju yang dipakai oleh Aliah Lestari Sayuti Asyatri adalah buatan dari putra terbaik dari Kei yakni kota tual yang akan di bawah hingga manca negara.

“Budaya merupakan bentuk dari halis karya anak negeri yang ingin membangun daerah ini melalui disainnya kita patutlah membanggakan diri bahwa kita juga punya anak muda yang bisa setara dengan disainer, kelak kita akan memperkenalkan baju Kei ini ke Nasional hingga mancanegara,” sebutnya

Katanya bahwa baju dari hasil disainer dari Anak Kei ini akan dia bawah ke Nasional hingga mancanegara, dan kelak nantinya dia akan berkolaborasi dengan dinaiser terkenal di Indonesia.

“Dan nantinya kita juga akan memperkenalkan budaya kita melalui dengan baju hasil dari putra terbaik kita yakni Muhamad Fata Difinubun, dan bisa berkolaborasi dengan dinaiser terkenal di Indonesia bahkan mancanegara,” tuturnya

Ditambahnya bahwa budaya orang Kei salah satunya adalah Maren maka nantinya akan dikemas secara apik sehingga bisa di kanal lebih luas lagi.

“Budaya Maren ini merupakan budaya yang unik dan tak ada di daerah lain, maka budaya ini akan kita kemas secara apik dan menarik sehingga bisa dikenal secara luas lagi,” terangnya

Lanjutnya budaya dan literasi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, literasi juga bisa membangun jaringan dari pusat hingga daerah literasi juga bisa menumbuhkan semangat untuk membaca.

“Kita akan tanamkan budaya literasi pada usia dini pada saat ini, sehingga bisa dikenal oleh dini dan bisa di jadikan sebagai salah satu budaya literasi di Kei ini,” tutupnya

Pengembangan sosskil juga perlu agar bisa sejajar dengan kebutuhan masyarakat kita nantinya.

“SDM manusianya juga kita akan bekali dengan ketrampilan di bidang pendidikan dan kelautan, Budaya maka kita akan bisa mendapatkan percepatan pembangunan ekonomi yang bagus juga di kota tual,” cetusnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *